Depression - Hear me , please!
Entah harus dari mana aku memulai kisah ini. Sudah bertahun-tahun aku terkurung di tempat ini, ku hanya menerima perintah dari mereka, mengiyakan seluruh permintaan mereka, aku hanya bisa mematuhi perintah yang tiada habisnya menusukku. Entah sudah berapa kali aku mencoba meninggalkan tempat ini, tapi kau selalu memiliki orang yang siap dengan siaga menangkapku apabila aku berani keluar dari sarang yang telah kau siapkan khusus untukku. Di setiap malam, selalu, aku mengharapkan pertolongan. Tidak adakah diantara kalian yang akan menolong sampah yang terbuang sepertiku? Tidak bisakah, sedikit saja, tolong aku. Tolong aku, aku mohon.
Lalu entah bagaimana, kau datang, kau sang penolong sampah sepertiku. Kau menawarkan pertolongan untuk diriku, kau, mau menolongku. Setiap hari, kau datang menjengukku, kau melindungiku dari perintah tak masuk akal dari mereka. Ya aku tahu, aku hanyalah binatang peliharaan mereka. Namun kau berbeda, kau tidak memperlakukanku seperti binatang. Kau begitu mencintai aku. Aku bisa merasakannya, aku sangat bersyukur kau datang.
Aku tidak tahu bagaimana caramu menghalangi mereka untuk
berbuat semena-mena padaku. Yang ku tahu, mereka berhenti menyiksaku dengan
permintaan mereka, terimakasih. Aku yang dulunya adalah seekor anjing yang
selalu menuruti tuannya akhirnya berubah menjadi bunga abadi yang senantiasa
kau jaga dari tangan-tangan kotor manusia itu. Setiap hari aku merasakan
limpahan cinta yang kau persiapkan untukku. Aku sangat bahagia.
Namun, ternyata aku akhirnya kembali lagi ke lubang yang
sama. Kau ternyata hanya memanfaatkan keadaan. Ternyata kau diam-diam hanya
ingin memangsaku seorang diri. Kau tidak mau berbagi sepertinya, kau ingin
menghabisiku seorang diri. Aku tidak menyangka jika hal ini akan terjadi. Padahal
aku sudah mempercayaimu sepenuhnya. Namun di tanganmu sekarang bahkan aku lebih
parah dari seekor anjing yang menuruti tuannya.
Selama ini, kau sudah meracuni aku. Dengan memberikan
semuanya, perlindungan, pertolongan, kasih sayang, kepercayaan, rasa kasih. Yang
mana akhirnya aku terlena untuk berharap lebih untuk banyak hal. Kau dengan
tangan jahatmu, memperlakukanku seperti ini. Aku sunggu menyesali semuanya. Seharusnya
saat aku memiliki peluang dengan penjagaan minim darimu aku lari sejauh
mungkin. Namun semuanya sudah terlambat. Aku akhirnya kembali menjadi boneka
kalian.
Komentar